Pallet kayu sering jadi pilihan utama karena harga yang relatif murah dan mudah diperbaiki. Namun sebelum Anda memutuskan, ada beberapa kelemahan signifikan yang bisa berdampak pada efisiensi, keamanan, dan biaya operasional jangka panjang. Artikel ini menyajikan analisis menyeluruh agar Anda memiliki landasan tepat sebelum membeli.
Daftar Isi

E.E.A.T – Dasar Artikel Ini
- Experience: Banyak bisnis manufaktur dan logistik mengalami langsung dampak dari penggunaan pallet kayu—mulai dari downtime hingga biaya pemeliharaan tinggi.
- Expertise: Informasi didukung oleh sumber seperti Vantage Plastics, IGPs, serta Sustainable Transport Packaging.
- Authoritativeness: Kutipan dari berbagai portal industri dan standar ISPM‑15 memastikan akurasi.
- Trust: Semua data disajikan transparan dengan sumber yang jelas, membangun kepercayaan pembaca.
1. Rentan terhadap Kerusakan & Debu Serpihan
Pallet kayu mudah retak, patah, atau mengeluarkan serpihan & paku longgar saat digunakan berulang kali. Ini tidak hanya berbahaya bagi pekerja tetapi juga dapat merusak produk dan peralatan manufaktur (Stretch Film Jual, Sustainable Transport Packaging).
2. Berat & Biaya Pengiriman Tinggi
Pallet kayu cenderung berat—sekitar 25‑36 kg—yang berimbas pada tingginya biaya transportasi dan risiko cedera pada pekerja karena beban ekstra (iGPS, Sustainable Transport Packaging).
3. Sulit Dibersihkan & Higienis Buruk
Kayu bersifat porous, menyerap air, bakteri, jamur, serta menyulitkan pembersihan menyeluruh. Hal ini membuatnya kurang cocok untuk industri pangan dan farmasi (Vantage Plastics, Pallet2Ship, Schaumburg Specialties).
4. Risiko Kontaminasi & Regulasi Ekspor
Kayu dapat menjadi sarang hama, jamur, dan patogen seperti E. coli serta listeria. Selain itu, untuk ekspor, pallet kayu wajib fumigasi/heat-treatment agar sesuai standar ISPM‑15—menambah biaya dan waktu pengiriman (Vantage Plastics).
5. Umur Pakai Terbatas & Biaya Penggantian Tinggi
Pallet kayu hanya mampu bertahan puluhan kali pemakaian sebelum rusak, berbeda dengan alternatif seperti plastik yang bisa digunakan ratusan kali. Akibatnya, biaya penggantian dan pemeliharaan menjadi signifikan (Pallet Kayu Surabaya).
6. Tidak Konsisten Dimensi
Kayu menyusut atau mengembang akibat perubahan kelembapan, membuat dimensi pallet tidak stabil. Hal ini bikin kurang ideal bagi sistem otomatisasi atau racking karena tidak presisi (Pallet Kayu Surabaya, Cherry’s Material-handling Blog).
7. Risiko Keamanan Operator
Paku, serpihan, dan permukaan kasar meningkatkan risiko cedera. Semua ini juga memperlambat proses penanganan barang karena butuh lebih hati-hati (iGPS, Pallet2Ship).
Ringkasan Kekurangan Pallet Kayu
Kekurangan | Dampak Utama |
---|---|
Kerusakan & serpihan | Potensi cedera, kerusakan produk & mesin |
Berat | Biaya pengiriman tinggi & risiko kesehatan pekerja |
Porous & susah dibersihkan | Kurang higienis untuk pangan/farmasi |
Kontaminasi & regulasi | Wajib ISPM‑15 & fumigasi untuk ekspor |
Umur pakai pendek | Biaya penggantian & pemeliharaan sering |
Dimensi tidak konsisten | Kurang cocok untuk otomatisasi & sistem racking |
Risiko operator tinggi | Proses penanganan menjadi tidak efisien |
Kesimpulan
Meskipun pallet kayu menawarkan biaya awal yang rendah dan kemudahan perbaikan, sejumlah kekurangan seperti risiko higienis, biaya total penggunaan, dan keamanan operator menjadikannya pilihan yang tidak ideal untuk industri modern. Pertimbangkan alternatif seperti pallet plastik untuk mendapatkan solusi logistik yang lebih efisien, aman, dan ekonomis dalam jangka panjang.